-->

Ads (728x90)

BP Batam Gelar Rapat Peluang Investasi Batam dalam Menghadapi Tantangan Resesi Global
Rapat Peluang Investasi Batam dalam Menghadapi Tantangan Resesi Global yang Digelar BP Batam di Hotel Sari Pasific Jakarta, Kamis (15/12/2022) (Fhoto : Humas BP Batam)

By Redaksi


BATAM, Realitamedia.com
- Badan Pengusahaan (BP) Batam hadirkan dua pengamat ekonomi pada rapat Peluang Investasi Batam dalam menghadapi Tantangan Resesi Global di Hotel Sari Pasific Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Kedua pengamat ekonomi tersebut yaitu Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal dan Direktur Riset di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Berly Martawardaya. 

Anggota Bidang Kebijakan Strategis, Enoh Suharto Pranoto melalui Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait saat ditemui melalui WhasApp stafnya, Jumat (16/12/2022) mengatakan sejumlah lembaga dan pakar memproyeksi perekonomian global akan mengalami resesi, mengatasi hal itu, BP Batam perlu masukan dan referensi dalam mengambil sebuah tindakan dan kebijakan agar ekonomi Batam tetap stabil dan unggul untuk tujuan investasi.

Meski demikian, beliau meyakini pihaknya optimis Batam akan mampu menghadapi guncangan perekonomian global. Dijelaskan, saat ini kinerja ekonomi Batam tumbuh menguat di atas enam persen seiring dengan proyeksi pembangunan infrastruktur Batam di bawah kepemimpinan Kepala BP Batam Muhammad Rudi.

"Pembangunan Batam kian masif, proses industri terus berjalan, hal ini tentu akan berdampak pada membaiknya kinerja ekonomi," ucapnya.

Sementara Direktur CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan dirinya lebih optimis terhadap peluang ekonomi secara nasional. Ia menyebutkan investasi di Indonesia tahun 2023 diperkirakan tidak banyak terdampak pada tekanan ekonomi global.

"Hal ini di dorong dengan adanya ekonomi domestik yang masih kuat, yang berdampak pada investasi manufaktur maupun jasa," sebutnya.  

“Di lain sisi, tantangan ekonomi hadir karena tingkat inflasi global yang sangat tinggi dan direspon oleh berbagai bank sentral di banyak negara dengan cara neningkatkan suku bunga,” tambahnya. 

Direktur Riset INDEF Berly Martawardaya secara spesifik menyampaikan mayoritas investasi di Batam berasal dari negara Asia. 

“Batam sudah baik di sisi Penanaman Modal Asing, namun sisi Penanaman Modal Dalam Negeri nya harus perlu lebih ditingkatkan lagi,” ujarnya. 

Namun begitu ia menyarankan agar Batam melakukan sejumlah langkah agar ekonomi Batam tetap stabil dan tumbuh. Pertama, mengambil langkah diversifikasi investasi selain industri manufaktur. Kedua, pengembangan orientasi ekspor. Ketiga, pengembangan industri kecil dan menengah. 

"UMKM dapat di tingkatkan lagi dan mengembangkan pusat bisnis baru agar tidak terpaku di Batam saja, seperti di Pulau Rempang dan Galang," imbuhnya. 

Diketahui, perekonomian global diprediksi akan menghadapi potensi resesi. Salah satunya dipengaruhi  dari krisis geopolitik antara Ukraina dan Rusia yang berimbas pada krisis pangan dan energi. (**)

Editor : Heri


Posting Komentar