-->

Ads (728x90)

 

Putin: Ukraina dan NATO Menolak Bicara dengan Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin klaim Ukraina dan NATO ogah bicara dengan Kremlin. (AFP/ALEXEY BABUSHKIN/cnn.indonesia.com)

JAKARTA, Realitamedia.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut Ukraina dan sekutunya, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), menolak untuk bicara dengan Moskow perihal perang di Kyiv.

Dalam KTT Rusia-Afrika di St. Petersburg, Jumat (28/7), Putin mulanya mengatakan bahwa setiap perbedaan yang ada "harus diselesaikan di meja perundingan."

Ia merujuk pada kondisi yang sedang terjadi antara Rusia dan Kyiv yang dibekingi NATO.

Namun, kata dia, yang jadi masalah yakni Ukraina "menolak untuk bicara dengan kami."

"Rezim Ukraina saat ini juga menolak negosiasi, dan mengumumkannya secara resmi. Presiden Ukraina (Volodymyr Zelensky) telah menandatangani dekrit yang relevan (musim gugur lalu)," kata Putin, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (28/7).

Putin menerangkan akar konflik antara Moskow dan Kyiv pada dasarnya adalah ancaman yang diberikan AS dan NATO terhadap keamanan Kremlin.

Namun, meski sudah membuat waswas seperti itu, Washington dan sekutu "menolak negosiasi tentang menjamin keamanan yang sama bagi semua pihak, termasuk Rusia."

"Kami telah mengatakan berkali-kali, dan saya telah menyatakannya secara resmi, bahwa kami siap untuk melakukan pembicaraan tersebut," ujar Putin.

"(Tapi) kami tidak bisa memaksakan negosiasi itu pada mereka. Perlu ada dialog dengan pihak lain juga (untuk membujuk Ukraina terlibat dalam pembicaraan)," tambah dia.

Pertemuan antara Rusia dengan para pemimpin dan pejabat senior Afrika pada pekan lalu salah satunya membahas perang Rusia-Ukraina yang terus berkecamuk.

Pembahasan ini dilakukan setelah pada pertengahan Juni lalu, pemimpin Afrika Selatan, Senegal, dan Zambia mengunjungi St. Petersburg dan Kyiv untuk mengusulkan sepuluh poin inisiatif perdamaian kepada Putin dan Zelensky.

Salah satu poin itu menyerukan jaminan keamanan dan kebebasan ekspor biji-bijian di Laut Hitam, serta pembebasan tahanan dan dimulainya negosiasi damai secara cepat.

Sejauh ini, Presiden Komoro Azali Assoumani, yang menjabat sebagai ketua Uni Afrika dan bagian dari delegasi perdamaian, mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya " belum menerima konfirmasi yang meyakinkan" dari Zelensky untuk bernegosiasi dengan Rusia.

Sejak perang pecah, sejumlah upaya untuk mendorong Rusia-Ukraina duduk bersama memang terus menemui jalan buntu.

Ukraina menyatakan Rusia harus angkat kaki terlebih dulu jika mau perdamaian tercapai. Namun, Rusia menilai syarat itu tak realistis dan cuma menunjukkan keengganan Kyiv menyelesaikan konflik melalui cara diplomatik.

Di tengah kebuntuan ini, Wall Street Journal melaporkan bahwa sekitar 30 negara bakal menggelar pertemuan di Jeddah, Arab Saudi, pada 5-6 Agustus untuk membahas perang Rusia-Ukraina.

Sejumlah diplomat yang terlibat dalam perencanaan agenda itu mengungkap peserta pertemuan terdiri dari negara-negara Barat dan sejumlah negara seperti Indonesia, Mesir, Meksiko, Chile, hingga Zambia.

Pejabat negara-negara Barat berharap pembicaraan itu dapat menggalang dukungan internasional untuk perundingan perdamaian yang menguntungkan Ukraina.  (cnn.indonesia.com)

Editor : Herry



Posting Komentar