NATUNA , Infolingga.com
- Sebanyak empat prajurit TNI AD meninggal dunia dan delapan lainnya
luka-luka akibat insiden meletusnya meriam saat latihan Pasukan Pemukul
Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (17/5/2017).
Kepala
Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Alfret
Denny Teujeh mengatakan, insiden tersebut terjadi dalam latihan
pendahuluan PPRC TNI yang dilaksanakan pada Rabu sekitar pukul 11.21
WIB.
“Ketika
itu, salah satu pucuk Meriam Giant Bow dari Batalyon Arhanud 1/K yang
sedang melakukan penembakan mengalami gangguan pada peralatan pembatas
elevasi, sehingga tidak dapat dikendalikan,” terangnya.Ia mengatakan,
keempat prajurit yang meninggal tersebut berasal dari satuan Yon Arhanud
I Kostrad. Semua korban tewas maupun luka dibawa ke rumah sakit
setempat.
Denny
mengungkapkan, TNI sedang menginvestigasi seluk-beluk kejadian
tersebut. Puncak latihan PPRC rencananya digelar, Jumat (19/5), dan
dihadiri Presiden Joko Widodo.
Berdasarkan
informasi yang diperoleh, keempat prajurit yang tewas itu ialah
Komandan Baterai (Danrai) Kapten Arh Heru Bayu; Pratu Ibnu Hidayat;
Pratu Marwan; dan, Praka Edy.
Sementara
prajurit luka-luka, yakni Pratu Bayu Agung, Serda Alpredo Siahaan,
Prada Danar, Sertu B Stuaji, Serda Afril, Sertu Blego Switage, Pratu
Ridai Dan Pratu Didi Hardianto.
Herman,
warga Natuna, menyatakan seluruh korban dibawa dengan mobil ambulan dan
kendaraan roda empat lainnya menuju Rumah Sakit Umum Daerah Natuna,
sekitar pukul 12.00 WIB.
Dia sendiri melihat peristiwa itu sekitar pukul 12.00 wib, sampai sebelum anggota TNI mengawal rumah sakit tersebut.
"Saya sempat melihat enam korban dibawa dengan ambulan menuju rumah sakit. Saya juga lihat korban di rumah sakit," ujarnya.
Ia mengatakan, informasi terkait korban dalam latihan PPRC itu berkembang cepat di Natuna.
"Banyak
warga penasaran, tetapi akses untuk mendapatkan informasi lanjutan
sangat tidak memungkinkan karena dijaga ketat," ucapnya.
Menurut
dia, jumlah wartawan di Natuna terbatas. Pada rumah sakit tersebut juga
tidak ada wartawan yang bisa meliput ke dalam, karena dikawal ketat
anggota TNI AD.
(suara.com)
Posting Komentar