LINGGA,Infolingga.com
– Masyarakat desa Tanjung Irat, kecamatan Singkep Barat Lingga rata-rata mata
pencarian penduduknya sebagai Nelayan. Bahkan desa Tanjung Irat salah satu desa
penghasil ikan bilis atau ikan teri terbesar di Lingga.
Salah seorang warga bernama Jailani (57) mengaku telah menekuni pekerjaan sebagai
nelayan selama 42 tahun. Ia bersama tiga orang rekannya memukat ikan bilis
dengan menggunakan sampan besar dan memakai jaring yang terbuat dari tali nilon.
“Kami biasanya memukat ikan bilis ke laut pukul 14 Wib,” kata Jailani saat ditemui Senin (31/7/2017).
Ia mengatakan biasanya ikan akan naik saat air pasang di daerah laut desa
Bakong dan Setawar, untuk menuju lokasi tersebut dari desa mereka jika ditempuh
dengan menggunakan dayung sampan butuh waktu sekitar dua jam.
Dalam waktu satu bulan, dikatakannya, mereka hanya bisa turun ke laut
sebanyak lima kali. Hasil tangkapan ikan itu tergantung air pasang dan rata
rata satu hari bisa mendapatkan ikan
bilis sebanyak belasan kwintal bahkan kadang bisa sampai ratusan kwintal.
“Harga ikan bilis itu setelah dijemur harganya Rp 55.000,- perkilogram biasanya
hasilnya kami bagi rata dengan teman yang sama sama turun ke laut,” jelasnya.
Ia mengatakan desa Tanjung Irat daerah penghasil ikan bilis terbesar dalam
wilayah Singkep Barat, karena di samping warganya menangkap ikan dengan pukat
ikan mereka juga menangkap ikan bilis dengan menggunakan Kelong api.
Menangkap ikan bilis dengan menggunakan Kelong api hasilnya tidak sebanyak dengan
menggunakan pukat seperti peralatan yang di gunakan Jailani, karena Kelong api
tersebut hanya menunggu ikan datang, peralatannya menggunakan lampu Tromag dua
buah, di buat seperti rumah yang memakai atap daun. satu malam hanya memutar
empat kali saja,dari pukul 19.00 Wib hingga pukul 22.00 wib satu kali putaran
membutuhkan waktu selama empat jam.
(Mis)
Posting Komentar