-->

Ads (728x90)

Kasat Polairud Polres Karimun AKP Binsar Samosir saat mengevakuasi jenajah korban laka laut (Fhoto : Humas Polres Karimun) 

By James 
 
KARIMUN, Realitamedia com –Satuan Kepolisian Perairan (Sat Polairud) Polres Karimun mencatat kecelakaan laut (Laka Laut) hingga semester pertama tahun 2022 ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2021 lalu.

”Tahun 2021 lalu ada 14 kejadian laka laut sedangkan tahun 2022 ini baru pada semester pertama sudah ada 13 kejadian laka laut di wilayah Kabupaten Karimun,” kata Kasat Polairud Polres Karimun AKP Binsar Samosir saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Rabu (24/8/2022).

Secara rinci AKP Binsar Samosir menjelaskan kasus laka laut yang terjadi ditahun 2022  sebagai berikut :
Pada bulan Januari ada dua kejadian, pertama bocornya pompong tanpa nama yang digunakan korban untuk menjaring ikan di perairan Pulau Mudu, Pasir Panjang, korbannya satu orang meninggal dunia.  Laka laut kedua dialami seorang nelayan yang hilang saat melaut menggunakan sampan jenis ting-ting. Nelayan tersebut ditemukan meninggal dunia di perairaun Pulau Seranggong Kecamatan Durai.

Pada bulan Februari lalu, laka laut terjadi satu kali dan korbannya seorang nelayan meninggal dunia diduga terpeleset dari sampan miliknya saat melaut. Jenajah korban ditemukan di perairan Pantai Mukalimus Kelurahan Sawang Kota Kecamatan Kundur.
 
Pada bulan Maret, juga terjadi laka laut tetapi tidak ada korban jiwa, lantaran nakhoda kapal tersebut dengan sigap mengkandaskan kapalnya begitu mengetahui bagian lambung depan kapal tersebut bocor saat berada di perairan Pulau Pandan.

Pada bulan April juga terjadi laka laut, seorang nelayan meninggal dunia akibat terjatuh dari pompongnya ke laut. Ia terjatuh saat menarik jaring tetapi tiba-tiba saja diterjang angin kencang disertai gelombang kuat. Jenajah korban ditemukan nelayan di perairan Ransang Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau.
Kasat Polairud Polres Karimun AKP Binsar Samosir saat melakukan pencarian korban laka laut (Fhoto : Humas Polres Karimun)

Pada bulan Mei juga terjadi laka laut, namun tidak ada korban jiwa. Laka laut itu dialami    tongkang Marcopollo 188 yang ditarik oleh tugboat Mega Daya 43 yang menggandeng tongkang, berlayar dari IKPP Perawang tujuan Singapura. Tongkang tersebut tenggelam di perairan Takong Hiu Kecamatan Tebing, Karimun.

“ Dari bulan Januari hingga Mei, korban yang meninggal dunia ada empat orang. Mereka seluruhnya nelayan. Laka laut itu terjadi disebabkan akibat cuaca buruk,” ungkapnya.

Pada bulan Juni, KLM Bintang Surya terbakar di perairan sebelah Utara Pulau Nipah. KLM Bintang Surya berangkat dari Pelabuhan Jurong Singapura menuju Tanjung Balai Karimun. Kapten KLM Bintang Surya meminta pertolongan kepada kapal TB Maya Harbour dan KRI LDG-632 yang kebetulan melintas di sekitar perairan tersebut, kemudian dilakukan evakuasi terhadap anak buah kapal (ABK) KLM Bintang Surya.

Pada bulan yang sama juga terjadi laka laut dan korbannya juga seorang nelayan yang meninggal dunia akibat tersambar petir saat sedang menjaring ikan.

“ABK kapal selamat semua, namun kapten kapal melompat ke laut memang berhasil dievakuasi ke RSUD M Sani tetapi nyawa korban tidak dapat diselamatkan dan meninggal dunia,” tuturnya.

Pada bulan Juli juga terjadi laka laut, ada tiga orang korban yang meninggal dunia, kejadiannya di Kecamatan Kundur,  satu orang ABK kapal KM Sumatra Jaya 88 terjatuh ke laut. Kemudian dua orang karyawan PT MOS saat bertugas di Pos jetty PT Pos jatuh ke laut pada pagi hari akibat cuaca buruk.

Pada bulan yang sama juga terjadi laka laut namun tidak ada korban jiwa. Laka laut itu dialami kapal jaring nelayan yang tenggelam ditabrak kapal Rawai di perairan Desa Tanjung Pelanduk Kecamatan Sugie Besar.

Pada akhir bulan Juli juga terjadi laka laut, kapal KM Patria Meranti GT 26 yang mengangkut sayur-sayuran dari Buton Siak tujuan Tanjung Pinang tenggelam akibat diterjang angin kencang di wilayah perairan Selatan Pulau Sugi Kecamatan Moro.

“ Untuk kejadian di perairan Desa Tanjung Pelanduk Kecamatan Sugie Besar. Sunardi dan rekannya terjun ke laut akibat kapal jaringnya tenggelam lantaran ditabrak kapal Rawai. Mereka berusaha menyelamatkan diri dan kapal Rawai yang menabrak kapal jaringnya melarikan diri,” ujarnya.

Pada bulan Agustus, laka laut menelan korban seorang anak berusia 6 tahun yang meninggal dunia akibat tenggelam saat berenang bersama kedua orangtunya di depan perairan restoran Raja Husen Kecamatan Tebing. Namun anak tersebut terpisah dari orang tuanya lantaran  terbawa arus ke tengah laut dan mengakibatkannya meninggal dunia

Ia mengharapkan dibulan berikutnya tidak ada lagi laka laut, pihaknya telah menghimbau nelayan agar selalu berhati-hati saat melaut. Selalu waspada terhadap perubahan cuaca di laut. (jam) 
 
Editor : Heri

Posting Komentar