-->

Ads (728x90)

Solar Langkah, Anggota DPRD Bintan Hasriawady Harapkan Aliran Kuota Solar untuk Nelayan Tidak Bocor
Nelayan di Barek Kijang Bintan, Senin (29/5/2023) (Fhoto : Ist)

By Deni
BINTAN, Realitamedia.com – Para nelayan di Barek Motor Kijang, Bintan mengaku kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang menjadi kebutuhan penting untuk melaut
Kelangkaan BMM jenis solar itu, sudah disampaikan masyarakat Barek Kijang Bintan ke DPRD Kabupaten Bintan.

"Kita juga sudah mengadukan hal ini ke DPRD Bintan, sudah beberapa kali kita yang tergabung baik nelayan kapal besar dan kecil ikut rapat dengan komisi II," kata Hery salah seorang nelayan Barek Motor Kijang Bintan kepada sejumlah awak media, Senin (29/05).

Ia mengatakan akibat seringnya BBM jenis solar langkah banyak nelayan disepanjang pesisir Kepulauan Riau khususnya di Kabupaten Bintan terpaksa menggantung jala atau tidak melaut.

Pria yang tinggal di Kelong ini menduga ada oknum yang ikut terlibat dalam permainan solar subsidi. Kondisi inilah yang kemudian disebut menjadi sebab utama terjadinya nelayan di kapal besar dan kecil tak melaut.

"Seharusnya harga BBM jenis solar satu liternya Rp 6.800, bisa sampai Rp 9000 - 10.000 dijual perecerannya ke nelayan-nelayan kecil," kata Hery.

Hery pun mengaku rugi dengan harga yang tidak sesuai dengan operasional dan pendapatan tersebut.

“ Kami berharap pemerintah dapat menyelesaikan soal kelangkaan BBM bagi nelayan. Apalagi, diduga ada oknum-oknum yang bermain dalam penyediaan minyak jenis solar bagi nelayan. Saya minta pemerintah ambil sikap dan tanggap soal oknum mafia-mafia minyak ini," harapnya.

Sementara Aseng salah seorang pengusaha tangkap ikan di Kijang, Bintan. Dirinya meminta pemerintah dapat menyelesaikan persoalan BBM yang dirasakan oleh nelayan saat ini.

Ia menyebut soal kelangkaan BBM jenis solar cukup membuat para nelayan kesulitan unutk melaut mencari ikan, padahal sumber nafkah mereka adalah mencari ikan di laut.

"Kalau dulu, kita yang memiliki kapal dengan GT dapat 10 trip melaut. Tapi, sekarang ini hanya 5 trip. Apalagi nelayan kecil," tandasnya.

Selain BBM, Aseng juga mempermasalahkan perpanjangan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI).

Terpisah, Anggota Dewan  Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bintan, Hasriawady mengatakan pihaknya sangat menyayangkan persoalan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bagi nelayan di Kepri, khususnya Bintan.

Ia mengaku banyak menerima laporan dari masyarakat nelayan khususnya nelayan di Barek Motor Kijang, Bintan yang mengeluh solar kerap langkah sehingga mereka sering tidak melaut.  

“ Disparitas harga solar yang sangat jauh antara solar subsidi dengan non subsidi membuat potensi terjadinya penyelewengan solar subsidi sangat besar,” kata pria yang akrab disapa Gentong. 

Kemudian Gentong mengatakan pihaknya berharap agar aliran kuota solar untuk nelayan ini tidak bocor ke pihak yang tidak berhak.  (De)


Editor : Herry
 

Posting Komentar