![]() |
Ilustrasi (Ist/Realitamedia.com) |
By Anton
PELALAWAN, Realitamedia.com - Akibat telah berubah fungsinya kawasan Konservasi Taman Nasional Tesso (TNTN) sebagai hutan hujan tropis seluas 81.793 Ha yang terletak di Kabupaten Pelalawan, Riau, menjadi perkebunan Kelapa Sawit dengan luas 69.262 Ha, membuat banyak berdiri para penampung buah sawit atau RAM di sekitar Kawasan Konservasi TNTN di Bukit Kesuma maupun desa sekitarnya.
Perambahan Kawasan Konservasi TNTN ini telah melahirkan cukup banyak Orang Kaya Baru (OKB). Diperkirakan putaran uang di dalam Kawasan Konservasi TNTN per satu kali panen atau 2 minggu adalah Rp117 Milliar.
"Kalau hanya untuk dua minggu sudah segitu, berarti untuk satu bulannya hampir mencapai Rp200 Miliar," ujar Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kelompok Jaringan Anti Korupsi Masyarakat Indonesia (Kejari), Anthon Mandala saat dihubungi melalui sambungan seluler, Sabtu (21/6).
Dikatakannya, dari 69.262 Ha yang telah berubah menjadi kebun sawit, ada sekitar 70 persen yang telah layak panen atau sekitar 45.000 Ha dengan hasil buah 1.000 Kg per Ha, maka jumlah buah yang dihasilkan sebesar 45.000.000 Kg. Total putaran uang di Kawasan Konservasi TNTN sebesar 45.000.000 Kg kali Rp 2.600 per Kg yakni Rp117 Miliar.
"Ini bukan angka yang kecil, berapa banyak negara dirugikan dengan tidak adanya pajak yang dapat diambil dari usaha perkebunan kelapa sawit tersebut," ujarnya lagi.
Untuk itu LSM Kejari sangat mendukung langkah pemerintah dalam melakukan penertiban Kawasan Konservasi TNTN demi keselamatan umat manusia kedepannya.
"Kita dukung penegakan hukum atas TNTN, tapi tetap dalam koridor prioritas, serta lebih menjaga keharmonisan dan masa depan warga yang telah memiliki lahan namun tidak luas," sebutnya.
Ia juga mengingatkan Satgas PKH agar jangan terlalu over akting dalam penanganan kawasan Konservasi TNTN, karena program tersebut jelas bukan jangka pendek.
"Kita yakin penanganan ini bukan semudah kita pikirkan, karena semua harus berproses, baik penertiban maupun tindakan hukum bagi yang terlibat," kata Anthon Mengakhiri. (ton).
Editor : Patar
Posting Komentar