-->

Ads (728x90)

Share Artikel ini | Redaksi News Minggu, Mei 26, 2024 A+ A- Print Email
Di Batuaji dan Sagulung Masih Banyak Ditemui Jukir Tanpa Karcis
Seorang jukir di Ruko Senawangi Batuaji memungut retribusi parkir (Ist/Dedi)

By Dedi

BATAM, Realitamedia.com
– Di sejumlah titik lokasi parkir masih banyak ditemui juru parkir yang tidak mengenakan pakaian juru parkir saat memungut retribusi parkir, khususnya di wilayah Kecamatan Batuaji dan Kecamatan Sagulung.

Bahkan masih ada ditemui petugas parkir memungut retribusi parkir tetapi tidak memberikan karcis kepada si pengendara.

Jhonson, salah satu warga Sagulung mengatakan, pemerintah sudah menentukan dimana-mana saja titik-titik untuk para juru parkir (jukir), akan tetapi masih banyak ditemukan juru parkir yang tidak memakai baju parkir  di lokasi parkir.

Ia mengaku tidak masalah dengan adanya petugas parkir, namun harus jelas ke mana arahnya.

Demikian halnya dengan Soni yang juga warga Batu Aji mengaku pernah diminta uang retribusi parkir di depan toko bangunan rumah toko (Ruko) Senawangi, Batuaji tetapi petugas parkirnya tidak memberikan karcis parkir.
 
"Kayaknya sama orang-orang itu saja kutipan retribusi parkir, buktinya tidak ada karcisnya," kata Soni.
Ia bersama masyarakat Batuaji dan Sagulung merasa sia-sia membayar retribusi parkir, sebab tidak ada kepastian uang tersebut masuk ke kas negara atau pemerintah daerah. Penarikan biaya parkir tanpa karcis ini diduga sebagai pungutan liar dan masuk ke kantong pribadi dan sekelompok orang.

Selain itu, warga juga merasa risih dengan sistem parkir tanpa karcis tersebut. Bagaimana tidak dalam satu kawasan yang sama bisa lebih dari tiga orang juru parkir yang sama-sama hanya bermodalkan seragam parkir dan peluit.

"Hal ini sangat tak jelas. Kadang harus bayar sampai dua tiga kali di dalam lokasi yang sama, malah kita yang dibentak bahkan mau berantem gara-gara uang parkir . Kan malu kita,” ujar Meri warga lainnya.

Pemilik toko mengaku mengeluh dan resah dengan adanya jukir tersebut, pasalnya keberadaan jukir ini mengurangi jumlah pelanggan mereka. Warga enggan ke toko atau tempat usaha mereka karena resah dengan keberadaan jukir ini.

"Kita tidak bisa melarang mereka bang. Soalnya kalo kita larang malah kita yang dibentak. Makanya, kadang orang mau beli rokok atau minum tak mau singgah karena jukir yang tak jelas itu. Jadi sangat berdampak terhadap usaha kami,” kata Tinus, pemilik kedai di ruko Sagulung.

Oleh karena itu, masyarakat Sagulung dan Batuaji meminta dan berharap agar Dishub Batam benar-benar menertibkan keberadaan jukir yang tidak mengikuti aturan penarikan tarif parkir tersebut. (De)


Editor : Patar

Posting Komentar