-->

Ads (728x90)

 

Ribuan Masyarakat Melayu yang Berasal dari Batam dan Luar Batam Gelar Aksi Demo di Kantor BP Batam
Ribuan masyarakat suku Melayu saat melakukan aksi demo di Kantor BP Batam, Senin (11/9/2023) (Parulian/Realitamedia.com)

By Parulian

BATAM, Realitamedia.com – Ribuan masyarakat yang didominasi suku Melayu menggelar aksi unjuk rasa di kantor BP Batam, Batam Centre, Batam, Senin (11/9/2023).

Pantauan di lapangan aksi demo ini tidak hanya dilakukan masyarakat suku Melayu yang berdomisili di Batam tetapi ada juga datang dari Bintan dan Tanjungpinang yang mengatasnamakan dirinya Puak Melayu Kepri. 

Ada juga yang berasal dari Provinsi Riau, Kalimantan dan daerah lainnya. Dalam orasinya mereka menolak relokasi atau penggusuran 16 Kampung Tua untuk pengembangan kawasan Rempang Eco-City yang akan dikembangkan oleh PT Makmur Elok Graha (MEG), anak perusahaan Artha Graha milik Tomy Winata.

" Kami di sini tidak ada atas nama organisasi, kami ke sini adalah panggilan hati untuk bangsa Melayu," kata Gufron yang mengaku suku Melayu berasal dari Provinsi Riau saat ditemui sejumlah awak media disela-sela aksi demo berlangsung.

Gufron mengatakan masyarakat yang melakukan aksi demo, baik yang berasal dari Batam dan dari luar Batam ini atas panggilan dari hati nurani sendiri. Tidak ada kaitannya dengan salah satu organisasi yang membatalkan rencananya untuk melakukan aksi demo pada hari ini.

“ Aksi demo ini merupakan panggilan hati nurani, Kalau ada organisasi yang membatalkan aksi demo itu urusannya. Mungkin dia memiliki caranya sendiri untuk berjuang,” katanya.

“ Intinya aksi demo ini kami lakukan atas panggilan dari hati nurani, kami menginginkan jangan ada yang namanya relokasi atau penggusuran,” katanya.

Terpisah, Koordinator Umum Aliansi Pemuda Melayu, Dian Arniandi saat menghadiri konfersi pers terkait penangguhan penahanan 8 orang warga Rempang yang telah ditetapkan sebagai tersangka di Mapolresta barelang, Minggu (10/9/2023) mengatakan pihaknya membatalkan aksi demo untuk mencegah terjadinya bentrokan. Sebab aksi demo tidak hanya dilakukan oleh Keluarga Besar Aliansi Pemuda Melayu tetapi juga akan diikuti oleh sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). 

Pihaknya mengkwatirkan jika mereka ikut melakukan aksi demo dikwatirkan akan terjadi bentrok sehingga hal-hal yang diinginkan bisa saja terjadi.

“ SElain itu, kami ingin menciptakan situasi di Kota Batam aman dan tetap kondusif,” katanya.
 
Sementara Kepala BP Batam Muhammad Rudi langsung menemui para pendemo.  Ia menyampaikan sama dengan yang disampaikannya kepada para pendemo yang melakukan aksi demo sebelumnya.
Ia mengatakan bahwa pengembangan kawasan Rempang merupakan kebijakan dari Pemerintah Pusat dan dirinya tidak memiliki wewenang.

“ Saya di sini hanya menjalankan program strategis nasional dari Pemerintah Pusat. Saya sebatas perpanjangan tangan pemerintah pusat, tidak memiliki kewenangan. Untuk itu,  saya akan mencari solusi yang terbaik untuk kepentingan masyarakat Rempang dan kita semua,” kata Rudi.

Setelah menyampaikan hal tersebut, Rudi yang juga Walikota Batam pergi meninggalkan massa pendemo yang masih berorasi di depan kantor BP Batam. 

Setelah menggelar aksi demo di kantor BP Batam, ribuan warga Melayu akan melanjutkan aksi unjuk rasa ini di kantor DPRD Kota Batam. (ian)

Editor : Herry


Posting Komentar