-->

Ads (728x90)

Satuan tugas patroli laut Bea Cukai kembali menggagalkan upaya penyelundupan kayu bakau  terhadap KM. Rafida Jaya di perairan Panjang Utara, Senin, 18 Oktober 2021. F:(Istimewa /Jam)

Karimun, Realitamedia com
– Satuan tugas patroli laut Bea Cukai kembali menggagalkan upaya penyelundupan kayu bakau penangkapan terhadap KM. Rafida Jaya di perairan Panjang Utara, Senin, 18 Oktober 2021.

KM. Rafida Jaya bersama 4 awak kapal kedapatan membawa batang kayu bakau dari selat Riau yang akan diselundupkan ke Malaysia (Batu Pahat). 

Seperti yang kita tahu kayu bakau dilindungi berdasarkan Undang-undang No 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan Hutan, pembalakan kayu bakau secara ilegal akan merusak ekosistem sekitar, selain itu pengangkutan secara ilegal ke luar daerah pabean juga melanggar UU Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan khususnya Pasal 102A karena mengangkut barang Ekspor yang dilarang dan dibatasi tanpa dilengkapi dengan dokumen pabean yang sah, kata Kepala Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepri, Akhmad Rofiq dalam keterangan persnya Nomor :PERS-06 /WBC.04/2021 yang diterima Realitamedia com, Selasa (26/10/2021). 

Kayu Bakau Hasil Penangkapan Patroli Laut Bea Cukai Kepri

Akhmad Rofiq menegaskan bahwa, Kanwil DJBC Khusus Kepri terus berkolaborasi dengan seluruh instansi terkait untuk melindungi lingkungan dari perambahan hutan bakau secara ilegal. 

"Berdasarkan data penindakan, pada tahun 2020 Kanwil BC Kepri telah mengamankan sebanyak 7.647 batang kayu bakau dan pada tahun 2021 sampai saat ini sebanyak 21.186 batang. Kenaikan jumlah batang kayu sebanyak 280% ini diperkirakan" ,tutur Kakanwil DJBC Khusus Kepri, Akhmad Rofiq. 

Menurutnya, Hal ini sejalan dengan amanat presiden Joko widodo yang beberapa waktu yang lalu melakukan penanaman mangrove/hutan bakau di kepulauan sekitar batam dan berpesan bahwa Indonesia memiliki kurang lebih 20 persen dari total hutan mangrove yang ada di dunia yang artinya Indonesia memiliki sebuah kekuatan dalam potensi hutan mangrove. 

Tetapi, yang paling penting adalah bagaimana memelihara, bagaimana merawat, bagaimana merehabilitasi yang rusak, sehingga betul-betul hutan mangrove kita ini semuanya terjaga,” ujarnya.


Beliau juga mengatakan bahwa pemerintah pun melibatkan peran dari berbagai pihak dalam kegiatan rehabilitasi hutan mangrove yang ada di Indonesia.

"Petugas Bea Cukai membawa barang bukti beserta delapan awak kapal ke Kanwil Khusus Bea Cukai Kepulauan Riau untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan hukum" terangnya. 

Kepala Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau, Akhmad Rofiq menyebutkan bahwa  meski pandemi Covid-19 yang masih terus berkelanjutan tidak menyurutkan kegiatan pengawasan dan penegakan hukum oleh Bea Cukai. Bea Cukai akan terus meningkatkan komitmen untuk secara kontinu melakukan pengawasan demi kedaulatan hukum di wilayah perairan Indonesia,tutupnya mengakhiri. (Jam). 

Posting Komentar