![]() |
| Rokok tanpa dilabeli pita cukai yang marak dijual di Kota Tanjungpinang, Jumat (12/12) (Ist/Realitamedia.com) |
By Baringin
TANJUNGPINANG, Realitamedia.com - Peredaran rokok non-cukai di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) khususnya Kota Tanjungpinang kian tak terkendali. Beragam merek rokok tanpa dilekati pita cukai dan harganya lebih murah dari rokok yang dilabeli pita cukai.
Maraknya rokok illegal beredar mulai dari warung kecil hingga toko kelontong di Tanjungpinang, memicu pertanyaan publik terkait lemahnya pengawasan aparat penegak hukum (APH).
Berdasarkan pantauan di lapangan, rokok tanpa pita cukai tersebut yang paling banyak dijual di Kota Tanjungpinang dan Kota Batam diantaranya rokok merk H Mind, Ofo, HD, Lufman, Rave, Machester.
Rokok illegal tersebut dijual bebas dengan banderol Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per bungkus. Harga yang murah membuat produk ilegal ini semakin diminati, sekaligus mematikan pasar rokok bercukai serta menyebabkan potensi kerugian negara yang tidak sedikit.
Sejumlah warga menilai peredaran rokok non-cukai saat ini sudah berada pada level yang mengkhawatirkan. Mereka mempertanyakan komitmen pemerintah dan APH, termasuk Bea Cukai, dalam melakukan pengawasan.
“Sudah lama beredar, tapi tetap dibiarkan. Hampir setiap toko ada,” ujar seorang warga di Tanjungpinang berinisial Ba, saat ditemui di pusat pasar Bintan Center, Jumat (12/12)
Hingga kini, belum ada penindakan masif yang terlihat dilakukan terhadap distributor maupun pemasok utama rokok ilegal tersebut. Padahal, berdasarkan aturan, peredaran rokok tanpa pita cukai merupakan pelanggaran serius yang dapat dikenakan sanksi pidana dan denda besar.
Sejumlah LSM di Kepri menilai situasi ini bisa semakin buruk bila tidak ada langkah tegas.
“Ini bukan sekadar pelanggaran administrasi. Ini potensi kerugian negara dan dapat memicu praktik-praktik ilegal lain. Aparat harus bertindak,” ujarnya
Peredaran rokok non-cukai di Kepri diperkirakan akan terus meningkat apabila pengawasan tidak diperketat dan penindakan tidak dilakukan secara konsisten. Masyarakat pun berharap pemerintah turun tangan sebelum persoalan ini semakin meluas. (Bar)
Editor : Patar
.jpeg)
Posting Komentar