![]() |
PRINGSEWU, Realitamedia.com – Kehebohan soal perlakuan tak manusiawi di Cafe Ummika terus bergulir. Setelah berbagai testimoni mantan karyawan mencuat, giliran netizen yang tak tahan untuk diam. Kolom komentar di media sosial meledak penuh kemarahan, sindiran, dan ajakan aksi nyata.
Bukan hanya mengutuk dugaan eksploitasi tenaga kerja, netizen juga menyentil tindakan terbaru dari pihak cafe yang tiba-tiba menyuruh mantan karyawan datang mengambil KTP, padahal sebelumnya menolak mengembalikannya.
“Simple aja sih KL cuma masalah seperti ini,” tulis akun Sugenk Wijaya Alvero Gym.
“Cukup masyarakat boikot tempat dan gak usah pernah ke sana lagi. Karyawan keluar satu per satu, dijamin akan TUTUP selamanya.”
Komentar itu disambut hangat. “Mba Dewi” menyorot betapa kejamnya memperlakukan pekerja seperti mesin:
“Yang kerja itu manusia, loh! Bukan robot. Robot aja butuh isi baterai. Ini manusia, kerja buat keluarga, bantu biaya hidup. Kok owner-nya gak ngotak banget sih, sampe gak digaji?!”
Tak berhenti di situ, “Mba Wid” menyulut semangat solidaritas antar korban.
“Gua Dewi, kalau aku jadi mantan karyawannya, DATANG LAH rame-rame! Untuk semua yang belum digaji, semoga rezekinya diganti dari jalan lain yang lebih layak.”
Namun “Gua Dewi” yang lain mengingatkan agar perlawanan jangan sembrono.
“Harus pakai trik dan rencana. Jangan asal datang. Owner Ummika itu selicin belut. Video yang beredar aja dia ngeles terus karena gak ada korban di tempat.”
Ajakan aksi nyata juga dikumandangkan oleh “Andre Bae”:
“Bareng-bareng aja ke sana, Mas. Saya juga mantan karyawan dan belum terima gaji.”
Sementara “Dicky Kicot” yang mengaku hanya sebagai pengamat, menuliskan kepedihan hatinya:
“Aku gak pernah kerja di situ, cuma sedih aja lihat komentar bekas karyawan. Kok tega banget bosnya.”
Komentar-komentar ini mencerminkan satu hal: publik tidak lagi mentolerir ketidakadilan, apalagi yang dibungkus manis dalam bisnis kuliner kekinian. Di balik lampu gantung estetik dan playlist lo-fi, tersimpan kisah getir orang-orang yang berjuang demi sesuap nasi namun justru dilecehkan hak-haknya.
Netizen sudah bersuara lantang. Dan seperti sejarah selalu buktikan—jika suara rakyat mulai bergaung, maka tak ada tempat berlindung bagi siapa pun yang semena-mena. ( Wan)
Posting Komentar