![]() |
| Walikota Amsakar menyampaikan sambutannya saat membuka Pelatihan Muatan Lokal di Gedung LAM Batam Kamis (20/11/2025) (Ist/Realitamedia.com) |
By Parulian
BATAM, Realitamedia.com – Muatan lokal berdasarkan Peraturan Wali Kota Nomor 16 Tahun 2025, bukan sekedar pemenuhan dokumen pembelajaran, melainkan kebutuhan untuk menjaga karakter generasi Batam
Muatan lokal memuat kearifan daerah yang perlu diwariskan kepada peserta didik. Nilai-nilai tersebut harus terus dibentuk agar generasi muda tidak kehilangan akar budaya.
Demikian disampaikan Walikota Batam, Amsakar Achmad saat membuka Pelatihan Pengembangan Perangkat Ajar Muatan Lokal berdasarkan Peraturan Wali Kota Nomor 16 Tahun 2025, pada Kamis (20/11/2025) di Gedung LAM Batam.
Pelatihan yang diinisiasi oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bata mini tujuannya untuk memperkuat identitas lokal melalui dunia pendidikan.
Walikota Amsakar menyampaikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan yang sigap menindaklanjuti kebijakan tersebut.
“Saya mengapresiasi apa yang dilakukan Dinas Pendidikan saat ini dengan menindaklanjuti Perwako Nomor 16 Tahun 2025 tentang pengembangan perangkat ajar muatan lokal Kota Batam,” ujar Amsakar.
Ia mengatakan bahwa muatan lokal ini penting karena mencerminkan kearifan lokal. Nilai-nilai itu harus ditransformasikan kepada peserta didik agar mereka tetap membumi dan tidak tercerabut dari identitas daerah.
Amsakar juga menyoroti posisi strategis Batam sebagai kota metropolis yang berbatasan dengan negara serumpun serta memiliki interaksi sosial, ekonomi, dan budaya lintas negara. Dinamika tersebut, katanya, menuntut perhatian ekstra agar identitas masyarakat tetap terjaga.
“Perlu pemahaman bersama supaya Batam yang interaksinya sudah multinasional ini tetap memiliki identitas yang kuat,” katanya.
Selain itu, Amsakar menyinggung kondisi Indonesia yang sedang berada di era bonus demografi dengan dominasi usia produktif di rentang 65–72 persen. Ia mengingatkan bahwa generasi saat ini lebih dekat dengan budaya global sehingga tantangan dalam menjaga nilai lokal semakin besar.
“Mereka adalah generasi yang sudah akrab dengan budaya global, sementara nilai lokal dianggap kurang menarik. Karena itu, kita harus memberi pemahaman dan pengetahuan yang tepat,” jelasnya.
Ia menuturkan, perubahan gaya hidup yang dipengaruhi teknologi informasi melahirkan karakter baru pada generasi muda. Di tengah derasnya arus globalisasi tersebut, muatan lokal menjadi benteng penting dalam membangun jati diri.
“Kepribadian lokal dan jati diri yang tertanam melalui muatan lokal ini harus kita jaga. Itulah benteng pembentukan karakter anak-anak kita,” tutupnya. (ian)
Editor : Patar

Posting Komentar