-->

Ads (728x90)

Sebagian orang datang ke Washington untuk merayakan pelantikan Donald Trump, namun banyak sekali orang yang datang untuk melakukan protes, dengan berbagai cara.

1. Kekerasan di beberapa tempat

Beberapa menit menjelang Dinal Trump mengambil sumpah jabatannya sebagai presiden Amerika Serikat, ratusan masyarakat Amerika dengan menggunakan penutup wajah warna hitam membawa bendera-bendera simbol kaum anarki bergerak cepat melalui pusat kota Washington, hanya beberapa blok dari pelantikan
 Salah satu plakat besar mereka bertuliskan, "Membuat kaum rasis takut lagi" -plesetan dari "membuat Amerika hebat lagi,' semboyan kampanye Trump.

Unjuk rasa awalnya tertib namun berubah menjadi kekerasan, sejumlah orang menghancurkan jendela-jendela toko dan kantor dan membalik-balikan tong sampah. Sejumlah besar polisi mengenakan helm dengan pentungan berusaha mengusir mereka, tapi banyak demonstran berlari menembus jalanan dan terus bergerak. Akhirnya mereka disergap polisi dan dilaporkan terjadi sejumlah penangkapan.

Ganja dibagi-bagikan gratis untuk memprotes kemungkinan pembatalan legalisasi ganja oleh Trump. (Fhoto : PAUL J. RICHARDS)

2. Ganja gratis

Anggota kelompok yang menggelar aksi demo tersebut menyebut dirinya DCMJ di Washington mereka membagi-bagikan ganja secara gratis untuk mempromosikan legalisasi mariyuana dan memprotes pilihan Jaksa Agung Trump, Senator Jeff Sessions.

Jeff Sessions dikenal pernah berkata bahwa 'orang baik-baik tidak mengisap ganja,' dan di sidang pengukuhannya sebagai jaksa agung ia tidak berkomitmen untuk tidak menetapkan larangan mariyuana secara federal di negara-negara yang telah melegalisasinya.

Di Washingon, DC, orang boleh memiliki dan mengedarkan ganja dalam jumlah kecil.

Para anggota DCMJ mengedarkan lintingan ganja dari sel penjara palsu, bertuliskan "Jeff Sessions adalah kemunduran pada marijuana."

Para pengunjuk rasa berpegangan tangan di jalanan saat hari pelantikan. (Fhoto : Getty)
 3. Memblokir tempat-tempat pemeriksaan

Sejumlah kelompok, termasuk Black Lives Matters dan kaum pelestari lingkungan dan aktivis hak-hak LGBT dan banyak lainnya melakukan aksi duduk di tempat-tempat pemeriksaan, sehingga menghalangi para calon pengunjung yang hendak masuk ke kawasan pelantikan. Beberapa demonstran bahkan merantai diri mereka ke gerbang.

Namun para pendukung Trump masih bisa mendapatkan akses ke lokasi pelantikan melalui pos pemeriksaan lainnya

Seorang anggota kongres dengan tutup kepala merah jambu dan pin #ProtectOurCare -merujuk pada Obamacare, kebijakan layanan kesehatan tang hendak dihapuskan Trump. (Fhoto : Joe Raedle0

4. Atribut Obamacare dan 'Pussyhats'

Nancy Pelosi dan para anggota parlemen dari Demokrat lainnya memakai pin biru bertuliskan #Protect Our Care, mengacu ke Obamacare alias Undang-Undang Perawatan Kesehatan Terjangkau, yang terancam dihapus oleh pemerintahan baru.

Pelosi mencuit bahwa pin itu 'simbol solidaritas dan dukungan untuk ACA (Obamacare) selama pelantikan hari ini.'

Sejumlah anggota DPR perempuan juga memakai penutup kepala merah muda "pussyhats" untuk pelantikan. Ini topi rajutan yang dikenakan oleh ratusan pengunjuk rasa di Pawai Perempuan, Women March, Sabtu (21/1/2017) mengacu pada komentar vulgar Trump tentang berttindak tak senonoh pada perempuan.

The National Mall tampak dari 12th Avenue dan Madison Streets di Washington, DC saat Donald Trump memberikan pidato pelantikan.  (Fhoto : bbc/indonesia)
 5. Tinggal di rumah saja

Banyak warga memilih untuk menunjukkan protes mereka dengan memboikot pelantikan. Saat pelantikan Barack Obama, 1009 dan 2013, orang berjejal di rute parade dan di National Mall, dan kali ini di mana-mana terasa lengang selama upacara pelantikan.

Sementara itu, otoritas transportasi DC mencuitkan statistik penumpang: 193.000 orang mengambil metro 20 Januari itu, dibandingkan dengan 513.000 saat Obama dilantik pada 2009 dan 317.000 ketika Obama dilantik untuk masa jabatan kedua pada tahun 2013. Jumlah itu bahkan masih kurang dari 197.000 yang datang menyaksikan pelantikan George W Bush tahun 2005. Padahal beberapa hari sebelumnya, Donald Trump mengatakan orang yang akan datang ke pelantikkannya 'akan mencapai jumlah luar biasa yang akan memecahkan rekor.'

Seorang wartawan, Brian Stelter meminta pengikutnya di Twitter untuk mengirim gambar tentang bagaimana mereka menonton pelantikan. Beberapa orang menanggapinya dengan mengirim gambar televisi yang tidak dinyalakan.

(bbc/indonesia)