![]() |
Ketua Komisi II DPRD Batam, Muhammad Yunus Muda saat memimpin RDPU di ruang rapat Komisi II DPRD Batam, Selasa (11/2) (Parulian/Realitamedia.com). |
BATAM, Realitamedia.com - Ketua Komisi II DPRD Batam, Muhammad Yunus Muda memimpin rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Batam dan PT Pertamina, membahas pendistribusian gas elpiji 3 kilogram, yang dinilai tidak tepat sasaran.
Dalam memimpin RDPU, Muhammad Yunus Muda didampingi oleh Wakil Ketua Komisi II Muhammad Syafe’i, dan Sekretaris Komisi II Safari Ramadhan. Serta dihadiri anggota Komisi II DPRD Batam, Kamaruddin Muda, Setia Putra Tarigan, Yefri, Hj Umi Kalsum, Haji Sulaiman, dan Gabriel A Sianturi.
Hadir juga Kepala Disperindag Kota Batam, Gustian Riau dan Sales Branch Manager Pertamina Gilang Hisyam, serta sejumlah pejabat teras Pemko Batam.
Ketua Komisi II DPRD Batam, Muhammad Yunus Muda meminta Kepala Disperindag Kota Batam, Gustian Riau dan Sales Branch Manager Pertamina, Gilang Hisyam untuk meingkatkan kinerjanya, untuk mengawasi dengan ketat pendistribusian gas elpiji 3 kilogram. Sebab banyak pengecer menjual harga gas elpiji 3 kilogram melebihi harga eceran tertinggi (HEY), bahkan ada yang mencapai Rp 25 ribu pertabung.
“ Kami ingin penjelasan dari pak Kadis karena harga gas elpiji berukuran 3 kilogram beragam. Bahkan ada yang mencapai Rp 25 ribu,” kata Yunus Muda, di ruang rapat Komisi II DPRD Batam, Selasa (11/2).
Hal senada disampaikan oleh Setia Putra Tarigan mengatakan beragamnya harga gas elpiji berukuran 3 kilogram itu, disebabkan kurangnya pengawasan yang dilakukan Pertamina maupun Pemko Batam.
“ Setiap gas tiba di pangkalan tidak sampai 2 jam sudah habis diduga keras habisnya gas tersebut didistribusikan ke pedagang dan pengecer,” katanya.
Padahal, katanya, anggaran subsidi untuk gas sangat besar sementara masyarakat tidak menikmati harga subsidi karena saat membeli gas di pengecer, harganya jauh di atas harga subsidi.
“ Keinginan pemerintah itu jelas, bagaimana masyarakat bisa membeli gas dengan harga subsidi seragam dimanapun membelinya,” kata Tarigan.
Kader Partai Gerindra ini mengatakan bahwa dirinya mendapat laporan dari salah satu organisasi mahasiswa, yang menemukan ada pangkalan yang sengaja menjual ke pengecer karena mendapatkan harga lebih tinggi.
“Saya kira kita jangan merasa puas ketika stok tercukupi tapi melupakan peran kita mengawasi pendistribusian gas elpiji, agar masyarakat dapat menikmati harga sesuai yang ditetapkan pemerintah baik di pangkalan maupun di sub pangkalan,” kata Tarigan.
Menanggapi akan hal tersebut, Gustian Riau mengatakan pihaknya hampir setiap bulan turun mengawasi pendistribusian gas elpiji.
“ Sudah banyak tabung gas dari pengecer kami amankan lalu dikembalikan ke agen atau pangkalan,” katanya.
Sedangkan Gilang Hisyam mengatakan pihaknya selalu berusaha semaksimal mungkin menjaga stok untuk kebutuhan gas elpiji di Batam. Dia mengaku belum mendapat keluhan dari masyarakat terkait kekurangan pasokan gas elpiji berukuran 3 kilogram.
Gilang Hisyam mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu ketentuan dari pemerintah pusat terkait penyeragaman harga gas elpiji. Saat ini harga eceren tertinggi (HET) gas elpiji masih mengikuti SK Walikota Batam. (ian)
Editor : Patar
Posting Komentar