![]() |
Sekretaris Disparbud Natuna Wan Abdul.Halim (Budi/Realitamedia.com) |
By Budi Sianipar
Advetorial, Realitamedia.com - Tantangan pengembangan terkait Ekonomi Kreatif (Ekraf) di masa global, Dinas Parawisata Natuna membuat terobosan melaluli pelatihan dan fasilitas.
“ Ekonomi kreatif hanya promosi tidak dapat diimplementasikan secara keseluruhan karena terkendala masalah anggaran, “ kata Sekretaris Disparbud Natuna Wan Abdul.Halim saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Rabu (25/09/2024) sekitar pukul 08 00 WIB.
Ia mengatakan dimasa global harus mampu bersaing dengan cara menciptakan lapangan pekerjaaan melalui pelatihan, bersertifikat dan harus mempunyai pruduksi sendiri, berbasis halal dan aman serta punya loggo untuk kuliner.
![]() |
Kabid Ekonomi Kreatif Wan Andriko (kanan) (Foto : Budi /Peristiwanusantara.com) |
Lanjut Abdul Halim, selain promosi dan fasilitas maupun sertifikat, para peserta akan diberi pelatihan untuk membekali sumber daya manusianya termasuk mendatangkan para wisatawan melalui hastag Songgi Natuna yang berbasis daerah dan iincomers Natuna.
Di tempat yang sama, Kabid Ekonomi Kreatif Wan Andriko menerangkan dari tahun 2021-2024, 1400 peserta sudah diadakan pelatihan dan khusus tahun 2024 ada 330 peserta.
Dikatakannya, dana alokasi khusus non fisik dari Memparekraf ada untuk pelatihan khusus sasaran penggiat wisata dan konten kreator serta komunitas sosial parawisata.
Adapun lingkup kerja pelatihan sebanyak 17 item dan bisa disearcing diaplikasi. Yang berpotensi di Kabubaten Natuna ada 5 item, salah satunya, kuliner, kerajinan, fashion, foto grafi dan anime/karoon.
Wan Andriko juga menjelaskan jantung wisata adalah lokasi pelatihan yang dipilih di Kecamatan Serasan, dimana mereka akan dibekali dan dipantau.
"Kita pilih Kecamatan Serasan sebagai lokasi pelatihan karena di sana ada PLBN, selanjutnya para peserta kita bekali dan awasi, untuk ekonomi kreatif selanjutnya akan kita tingkatkan dan pasarkan, " kata Wan Andriko (Bu)
Editor : Patar
Posting Komentar